Eksperimen Sifilis Tuskegee yang Tidak Manusiawi

Pada tahun 1932 hingga 1972, nasib pria kulit hitam di Amerika Serikat sungguh mengenaskan. Beberapa yang jadi korban The Tuskegee Study of Untreated Syphilis misalnya, mereka dijadikan kelinci percobaan hidup-hidup dengan ditulari penyakit sifilis.



Banyak korban tak mengetahui bahwa mereka jadi sasaran tindakan malpraktik. Mereka hanya diberi tahu kalau sedang memiliki aliran darah yang buruk saja, padahal, mereka sebenarnya diberi racun untuk menyembuhkan sifilis ini. 

Baca Juga : 5 Eksperimen Sains Paling Mengerikan dalam Sejarah

Orang-orang itu hanya diberi tahu bahwa mereka punya "darah kotor" ketimbang dijelaskan bahwa mereka memiliki penyakit menular karena hubungan badan atau sedang diteliti untuk penyakit itu. Studi itu ditujukan untuk meneliti apakah penyakit itu berdampak beda antara lelaki kulit hitam dan kulit putih. Hingga studi berakhir hanya 74 orang dari partisipannya yang hidup.

Korban sendiri berasal dari kalangan miskin dan tak memiliki pendidikan yang cukup mengenai kesehatan. Maka, ketika Tuskegee menawarkan makanan dan pengobatan gratis, para pria kulit hitam ini pun mau-mau saja.

Studi ini berlangsung selama 40 tahun. Menurut Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS, dinas kesehatan meluncurkan penelitian mengenai efek kesehatan dari sifilis yang tidak diobati. Sayangnya hal ini tidak diketahui oleh partisipan, baik yang mendapat perawatan sifilis maupun yang tidak.

Peneliti melacak perkembangan penyakit pada 399 laki-laki kulit hitam di Alabama, termasuk 201 laki-laki yang sehat. Ilmuwan mengungkapkan pada partisipan bahwa diriya sedang dirawat karena memiliki ‘bad blood’. Partisipan ini tidak pernah mendapatkan perlakuan yang memadai, bahkan sampai tahun 1947 ketika penisilin menjadi pilihan obat untuk mengobati sifilis.

Berikut Vidoe lengkapnya :



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.