The Protocol of Zion, Kisah Kelam Semitisme

Dalam propaganda Israel, terdapat enam juta orang Yahudi dibantai Hitler dan pasukan SS Nazi selama Perang Dunia II. Mereka disekap di dalam kamp-kamp konsentrasi, dibiarkan kelaparan, dan dijadikan percobaan senjata gas pembunuh massal. Meskipun pada era sekarang jumlah enam juga itu dianggap hiperbola, namun kisah ini benar adanya, terlepas dari berapa pastinya jumlah korban Yahudi yang sebenarnya. 


Tapi, apa sebenarnya yang menggerakkan hati Hitler untuk melakukan pembunuhan itu? Mengapa pula ia begitu antisemit? (anti-Yahudi)? Bukankah banyak orang-orang Yahudi yang juga menjadi warga negara Jerman? Banyak yang meyakini bahwa jawabannya The Protocol of Zion (Protokol Zionis).

Protokol ini dipandang sebagai cara pandang bangsa Yahudi dalam pergaulannya di dunia internasional yang mencakup segala bidang kehidupan. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, hukum, hingga kemanusiaan. Protokol ini dianggap sangat provokatif dan mengedepankan konspirasi demi kepentingan bangsa Yahudi.

The Protocol Of Zion

Dalam versi Mayer Armshell Rothschild, yang disusun pada 1773 di Judenstrasse, Frankfurt, Jerman dan kemudian dipublikasikan di Konferensi Zionis I di Swiss pada 1897, dirilis 25 butir Protokol Zionis berikut ini:

Manusia lebih cenderung pada kejahatan dibandingkan dengan kebaikan. Karenanya, konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.


Kebebasan politik sesungguhnya khayalan. Walau begitu, konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang khayal itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.

Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun, rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan dengan kekuatan uang.

Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapapun yang ingin berkuasa, mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya hanya keburukan dalam dunia politik.

Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana.

Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkan. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi.

Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Sebab, mereka ‘buta’ dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat, kecuali ia berlaku sebagai dictator. Inilah satu-satunya jalan.

Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Karenanya, konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.

Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung (bermain di kedua belah pihak). Dengan begitu, konspirasi akan memperoleh manfaat besar, tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya.

Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan yang sesuai dengan konspirasi.

Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam, harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak hutang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini.


Pemerintahan bentukan konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi.

Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban, sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya.

Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan di mata mereka.

Krisis ekonomi yang dibuat, akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan.

Penyusupan ke dalam jantung Freemasonry (organisasi Yahudi internasional paling rahasia) Eropa agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkan. Pembentukan Bluemasonry (organisasi bentukan Yahudi) akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya.

Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu, rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan asusila dari kehidupan.

Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu.

Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasihat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar.

Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia. Dengan begitu, tidak ada satu kekuatan non-Yahudi pun yang bsia menandinginya. Dengan demikian, Yahudi bisa bebas memainkan krisis suatu negeri.

Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan. Meletuskan perang dan memberinya (menjual) senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin. Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya.

Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budah-budahk konspirasi dengan jalan penyebarluasan kemunduran moral dan paham yang menyesatkan. Konspirasi akan menyalahgunakan Undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya.

Versi lain Theodor Herzl

Terdapat pula versi lain dari Theodor Herzl (penulis dan wartawan kelahiran Budapest) yang disusun pada 1895 di Basel, Swiss dan terdiri atas 24 butir. Sebagian besar isinya sama dengan versi Rothschild. Penegasan Herzl ada pada protocol 5 dan 17 yakni, “Kita harus mencemarkan nama pendeta dan ulama.” Lalu, protokol ke 14 berbunyi, “Diupayakan di dunia hanya ada satu agama, yaitu agama Yahudi.”

Banyak teoritikus beranggapan, jika protokol sesat ini yang menjadi alasan Hitler membunuhi Yahudi maka dosa tersebut dapat ‘diampuni’. Sebab, Hitler berusaha untuk menghapus rencara konspirasi terbesar di muka bumi yang dapat membahayakan ras-ras yang ada, termasuk ras Arya, yang dipandang Hitler sebagai ras tertinggi di atas bumi. 

Tetapi tentu saja, tindakan Hitler tidak dapat dibenarkan sepenuhnya. Sebab, bagaimanapun juga pada dirinya telah ada ambisi untuk menaklukan dunia dan ia telah membuktikannya. Sebab, pada masa Nazi, ia berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Eropa. Sesuatu yang belum pernah berhasil dicapai oleh diktator manapun sepanjang sejarah.

Tidak semua orang menganggap protokol itu benar dan asli. Para pendukungnya meyakini bahwa teks protokol itu telah dimanipulasi dan merupakan jiplakan dari pamflet-pamflet satire (gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran) abad ke-18. Pada 1921, majalah Times mempublikasikan tulisan-tulisan yang menuduh bahwa isi teks protokol itu dipalsukan. Mereka menyebutkan bahwa teks protokol itu merupakan jiplakan dari buku Maurice Joly, Dialog Aux Enfers Entre Montesquie et Manchiavel (Dialog di Neraka antara Montesquie dan Machiavelli) pada abad 19.

Sumber : vivaforum, mistery

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.