FBI Rilis Dokumen Pendaratan UFO dan Peristiwa 11 September, Apakah Misteri Akan Terungkap?



Sejumlah pertanyaan publik dunia tentang misteri Al Capone, B.I.G, teror 9 September 2001, dan UFO sekarang dapat di unggah melalui situs resmi Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).

FOXNews.com memberitakan, lebih dari 2.000 dokumen digital ditambahkan pada ‘The Vault’, ruang baca elektronik menarik yang bisa diakses di laman vault.fbi.gov.

“Website kami yang baru ini secara signifikan meningkatkan jumlah dokumen FBI, meningkatkan kecepatan file yang bisa diakses, juga menyediakan layanan pencarian,” kata David Hardy, kepala Divisi Manajemen Data FBI.

Berikut ini sejumlah dokumen menarik yang bisa diakses publik seperti yang diberitakan News.com.au:

1. UFO

Salah satu dokumen terkait Guy Hottel, agen khusus yang bertugas di FBI Washington, yang mengirim sebuah memo tentang piring terbang di Roswell untuk direktur FBI pada bulan Maret 1950.

“Investigator Angkatan Udara menyatakan, apa yang dikatakan sebagai tiga piring terbang telah ditemukan di New Mexico,” demikian tertulis dalam memo bertanggal 22 Maret 1950.

“Benda itu dideskripsikan sebagai benda melingkar dengan bagian tengah lebih tinggi, diameternya sekitar 50 kaki. Masing-masing piring terbang berisi tiga mahluk — mirip manusia — namun tingginya hanya tiga kaki, memakai pakaian metalik halus. Mereka mengenakan kostum mirip penerjun payung atau latihan terbang.”

Juga tertulis dalam dokumen itu, “menurut informan, Mr
X(dihapus), piring terbang itu ditemukan di New Mexico terkait keberadaan radar bertenaga tinggi di area tersebut. Diyakini radar itu mengganggu mekanisme kontrol piring terbang. Tak ada evaluasi lebih lanjut dari SA (dihapus) terkait hal itu.”

2. Carl Sagan dan ramalan meledaknya Pesawat Columbia

Salah satu dokumen pada 1983 terkait dengan insiden kecelakaan pesawat ulang alik Columbia. Astronom tenar, Carl sagan mengaku menerima surat yang memberi informasi bahwa teroris menyabotase Columbia.

Dalam dokumen tersebut tertulis: Pada 23 November 1983, akan ada serangan teror dengan sasaran pasar atau gudang yang mendistribusikan makanan gratis ke kerumunan di San Salvadore. Itu adalah aksi pengalihan untuk serangan ke penyimpanan bahan bakar yang ada di dekatnya. Dikatakan, jika pesawat Columbia terbang sesuai jadwal, akan terjadi ledakan yang disebabkan kebocoran bahan bakar.”

Informasi tersebut datang dari seseorang bernama ‘Mr Springfield’ namun satu-satunya orang dengan nama itu di area tersebut telah meninggal 10 tahun sebelumnya. Sementara, Sagan sendiri meninggal tahun 1996, tujuh tahun sebelum Columbia meledak dalam perjalanan pulang dari misinya ke-28.


3. Serangan Teror 11/9

Beberapa dokumen berisi detil kronologi pembajakan sebelum tanggal 9 September 2001, termasuk penarikan uang dari ATM, aktivitas telepon, dan latihan penerbangan yang dilakukan di Florida, New Jersey, dan tempat lainnya.

Dokumen kronologi kejadian ‘Hijacker timeline’ berisi 150 halaman yang menjelaskan detil siapa saja teroris itu dan jejaringnya. Diawali dengan Mohamed Atta, yang menabrakkan American Airlines Penerbangan 11 ke menara utara gedung World Trade Centre. Dokumen-dokumen tersebut merilis setiap orang lengkap dengan asal, tanggal lahir, juga pergerakan mereka jelang aksi teror.

Tragedi 11 September memunculkan dua pertanyaan penting. Pertama, terkait penyebab dan yang kedua mengenai dampak peristiwa 11 September. Warga Amerika, khususnya keluarga korban, memandang mencari penyebab terjadinya peristiwa mengenaskan ini lebih penting. Sementara itu, sebagian besar penduduk dunia merasa dampak pasca 11 September lebih urgen untuk dijawab.

Peristiwa terjadi di pagi hari ketika 19 orang keturunan Arab menyandera empat buah pesawat penumpang. Dengan bermodalkan empat pesawat itu, mereka menghancurkan gedung pusat perdagangan Amerika dan menciderai sebagian bangunan Pentagon. Setelah peristiwa penyerangan Pearl Harbor oleh Angkatan Udara (AU) Jepang, serangan sedahsyat ini belum terjadi di Amerika. Beragam analisa dimunculkan mengenai siapa pelaku sebenarnya. Sebagian menganalisa, pelakunya adalah Al Qaeda. Mereka berhasil memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan dan keamanan wilayah AS. Sebagian menambahkan, hal itu tidak bakal terjadi tanpa bantuan orang dalam. Sementara itu, ada yang meyakini, kelalaian badan intelejen dan keamanan Nasional AS menjadi penyebab terjadinya peristiwa ini. Sepuluh tahun berlalu dari peristiwa mengenaskan itu, namun belum terkuak siapa dalang sesungguhnya di balik peristiwa itu. Hal ini menyebabkan para politisi dan Agen Rahasia AS (CIA) saling menuduh.

Mencari jawaban kedua jauh lebih mudah ketimbang mencari penyebab terjadinya peristiwa ini. Peristiwa 11 September berdampak sangat luas. Peristiwa 11 September mampu merubah sejarah dunia. Dunia dibagi menjadi dua kelompok; dunia pra dan pasca 11 September. Di Amerika sendiri, hancurnya gedung kembar simbol kekuasaan Amerika itu memunculkan kelompok-kelompok ekstrim dari kalangan Nasionalisme, Konservatif, dan kebencian terhadap orang asing plus bayang-bayang ketakutan.

Pihak yang paling diuntungkan dalam peristiwa ini adalah Presiden AS waktu itu, George W. Bush. Ia menjadi simbol pahlawan AS memerangi teroris. Badan Intelejen AS tenggelam di balik yel-yel balas dendam atas 3000 orang yang tewas dalam peristiwa itu. Pemerintah Amerika mencap kaum muslimin sebagai musuh baru. Kaum muslimin menjadi sasaran Islam Phobia warga Amerika. Mereka diawasi secara s
angatketat. Pendeknya, peristiwa 11 September telah mengorbankan kebebasan demi keamanan nasional. Kebijakan Liberal-Demokrasi pemerintah mengalami perubahan drastis yang tidak ditemukan sejak masa gelap Mc Carthyisme di Amerika.

Bila peristiwa 11 September digambarkan seperti gempa yang melanda Amerika, maka getarannya telah menggoncang wilayah dunia. Hakikatnya, peristiwa ini memunculkan istilah perang tanpa batas. George W. Bush berperan sebagai “Tuhan perang” memberangus semua kejahatan di dunia. Serangan Amerika ke Irak dan Afghanistan merengut korban jauh lebih besar dari peristiwa 11 September sendiri. Strategi perang Amerika berubah dari defensif menjadi pre
fentif.

Untuk kedua kalinya mimpi buruk perang nuklir menghantui bumi. Pernyataan Bush “Bersama kami atau menentang kami”, telah membagi dunia menjadi dua blok. Sementara itu, Wakil Presiden AS waktu itu, Dick Cheney memprovokasi soal perang dunia ke empat. Amerika telah menginjak injak hak asai manusia dengan dalih memerangi teroris. Dunia ternganga menyaksikan fenomena kesadisan tentara Amerika di penjara Abu Ghraib dan Guantanamo. Infasi infasi militer Amerika ke Irak dan Afghanistan telah merenggut ratusan ribu nyawa orang tidak berdosa.

Namun, tidak seperti yang diramalkan, terorisme adalah fenomena yang semakin diuntungkan dengan peristiwa 11 September. Amerika dengan dalih memerangi terorisme, sehari setelah peristiwa itu langsung mendaulat dirinya sebagai pemimpin. Ironisnya setelah 6 tahun berlalu, saat ini kekhawatiran dunia internasional atas bahaya teroris menjadi beripat ganda. Menteri Pertahanan AS, Donald Ramsfled, setelah terjadinya peristiwa itu, ia ditanya soal alasan infasi ke Afghanistan. Ia menjawab, “Afghanistan telah berubah menjadi sarang teroris, dan kewajiban tentara AS menghancurkan mereka.” Semenjak sesumbar Bush waktu itu dan memerintahkan pasukannya menangkap Bin Laden, kenyataannya Bin Laden belum tertangkap hingga saat ini di masa kepresidenan Barack Obama. Jangankan Bin Laden tidak satu pun dari para petinggi Al Qaeda yang berhasil ditangkap tentara Amerika. Sebaliknya, insiden Bali, Sharm Al Syeikh, Madrid dan London menandai makin meluasnya aksi teroris.

Kesimpulannya, 10 tahun lalu dunia menyaksikan serangan atas pusat ekonomi dan militer Amerika. Dan sampai saat ini dalang peledakan 11 September belum terkuak. Pertanyaan selanjutnya, bila peristiwa 11 September tidak terjadi, apakah mungkin terbentuk dunia dengan Amerika sebagai satu-satunya super power? Jelas, jawabannya adalah tidak mungkin. Jawaban ini setidak-tidaknya dapat membantu kita membongkar alasan di balik terjadinya peristiwa 11 September. 

4. Pembunuhan Notorious B.I.G

Ini kasus pembunuhan yang tak terpecahkan. Penyanyi rap tenar, Notorius B.I.G yang nama aslinya adalah Christopher Wallace, ditembak mati pada Maret 1997. Agen FBi ikut serta dalam penyelidkan dua tahun untuk menemukan siapa pelaku penembakan.

Penyelidikan itu berakhir pada awal 2005, setelah jaksa federal menyimpulkan tidak ada cukup bukti untuk melanjutkan kasus ini. Keputusan ini dibuat setelah agen FBI di Los Angeles, San Diego dan New York melacak orang-orang yang berpotensi menjadi tersangka atau saksi yang menjadi titik terang kasus yang terjadi selang beberapa bulan setelah pembunuhan superstar rap, Tupac Shakur yang ditembak mati di Las Vegas.

Seorang informan mengatakan pada FBI, pembunuhan B.I.G diduga dibantu para polisi korup. Beberapa file yang dihapus menyebutkan sumber yang tak mau diperiksa polisi Los Angeles tentang kematian B.I.G. Mereka curiga, polisi terjangkit kanker korupsi.

5. Gangster dan budaya pop

Pengunjung sistem terbaru FBI ini juga bisa mencari topik-topik tertentu seperti: 
K
ontraterorisme, era gangster dan budaya pop. Di sana, mereka akan menemukan file FBI yang membahas subyek tertentu seperti Osama bin Laden, George “Machine Gun” Kelly, dan Malcolm X.
Beberapa file bahkan termasuk dokumen tulisan tangan yang tak mudah dicari saat ini.

Apakah ini berarti semua misteri yang selama ini disimpan dan dilindungi oleh FBI akan segera terungkap?

 ( konspirasi.com SM.Com )

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.